Sabtu, 15 Maret 2008

Enam Dinas Fokus Komoditi Unggulan

Padang, Padek-- Program pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis komoditi unggulan yang telah disepakati enam dinas diharapkan lebih difokuskan, tidak terbatas pada bidang perternakan dan pertanian. Tapi juga mengembangkan sektor perindustrian seperti pengembangan sulaman dan tenunan. Penetapan komoditi unggulan yang akan

dikembangkan merupakan hasil road show enam dinas,yang terdiri dari Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah (PKM), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Peternakan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perkebunan. Komoditi tersebut akan dikembangkan keberlanjutannya hingga tahun 2010 mendatang. Gubernur Sumbar dalam Rapat koordinasi rencana aksi program pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis komoditi di Aula Dinas Koperasi dan PKM Sumbar Kamis lalu mengungkapkan, idealnya pengembangan komoditi tersebut satu daerah satu komoditi.

Sehingga program tersebut lebih fokus dan lebih tajam. Rapat koordinasi dihadiri enam kepala dinas bersangkutan, Kepala Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah (PKM) Syahrial, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Djoni, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Yosmeri, Kepala Dinas Peternakan Edwardi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Busharmaidi, Kepala Dinas Perkebunan Masrul Zein. Gubernur juga menambahkan untuk komoditi yang bersifat massal seperti padi, diharapkan diganti dengan komoditi lain. Misalnya Kota Solok dengan komoditi unggulannya padi diharapkan dapat mengganti dengan komoditi lain. Umumnya, padi tersebut ditanam di semua daerah di Sumbar. Sehingga, tidak bisa di satu daerah saja.

”Biarlah komoditinya hanya 10 komoditi saja tapi bisa mewakili 19 kabupaten/kota lainnya. Sehingga pengembangan komoditi tersebut lebih fokus,” tambahnya. Sementara itu, Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah (PKM) Syahrial menambahkan awalnya hanya direncanakan satu daerah satu komoditi. Tapi dari hasil road show ada beberapa kabupaten/kota yang meminta daerah mereka dikembangkan beberapa komoditi. Sebelumnya dalam road show yang dilakukan enam dinas tersebut disepakati untuk Kabupaten Agam dikembangkan sayur-sayuran, sapi potong, Pasaman dengan kakao, perikanan air tawar, Pasaman Barat dengan jagung dan perikanan laut, Limapuluh Kota dengan gambir dan jeruk, Kabupaten Solok dengan sayuran-sayuran dan sapi potong, Solok Selatan dengan perikanan air tawar dan sapi potong, Padangpariaman dengan kakao, sapi potong, ayam, makanan ringan, Pesisir Selatan dengan perikanan laut, sapi potong, Tanahdatar dengan kambing (ternak besar) dan casiavera.

Sedangkan untuk SawahluntoSijunjung dengan sapi potong, perikanan air tawar, Dhamasraya juga sapi potong, perikanan air tawar. Untuk Kepulauan Mentawai dengan kakao, pisang, perikanan laut, Bukittinggi dengan tanaman hias, produk olahan hasil pertanian, Padang dengan perikanan laut dan ayam potong, Sawahlunto dengan kakao dan karet, Padangpanjang dengan kulit dan sapi perah, Kota Solok dengan beras dan makanan ringan, Payakumbuh dengan makanan ringan, sapi potong dan Kota Pariaman dengan pisang dan kelapa. (afi)

Sumbar Rawan Bencana Alam

BENCANA: Hampir seluruh kawasan Sumbar rawan bencana alam, menyebabkan nyawa melayang dan timbulnya kerugian material. Kamis kemarin, sebuah rumah di Gunung Rajo tertimbun, lima penghuninya tewas. Sejumlah rumah di kawasan tersebut juga terancam.
Padang, Padek-- Bencana alam dan Sumatera Barat tidak bisa dipisahkan, karena hampir seluruh daerah rawan dengan bencana alam. Bencana bukan hanya karena kondisi geografis seperti terletak di jalur gempa, atau dekat dengan pantai. Bencana juga dipicu ulah manusia, karena tidak ramah lingkungan. Banjir, menjadi bencana yang paling sering melanda sebagian besar kawasan Sumbar. Dalam catatan koran ini dan data pemerintah, di tahun 2007 saja tercatat 22 kali, tahun 2006 tercatat 185 kali, dan awal 2008 bencana banjir sudah dua kali terjadi.
Sedangkan untuk bencana longsor dan gempa, juga mendominasi. Di tahun 2007 terjadi longsor sebanyak 11 kali dan tahun 2008 kejadian longsor terjadi di Tanahdatar Rabu (12/3). Data Badan Kesbanglinmas Sumbar sejumlah daerah memang langganan sejumlah bencana. Untuk Kota Padang rawan terhadap banjir, tanah longsor, gempa dan tsunami, angin putting beliung dan abrasi pantau. Untuk Padangpanjang rawan terhadap tanah longsor, letusan gunung api, gempa. Untuk Kota Solok rawan banjir dan gempa. Untuk Bukittinggi rawan banjir, gempa bumi, tanah longsor. Untuk Kota Sawahlunto berpotensi terjadi banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa Selengkapnya

Sabtu, 08 Maret 2008

Sumbar Jadi Instalasi Kakao

Padang, Padek--Provinsi Sumbar kembali dipercaya pemerintah pusat sebagai pusat instalasi kakao Indonesia wilayah barat. Kebijakan Departemen Pertanian ini menindaklanjuti ditetapkannya Sumbar sebagai pusat pengembangan kakao yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, satu setengah tahun lalu di Kabupaten Padangpariaman.

Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi usai bertemu dengan Direktur Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian RI, Ahmad Manggabarani, Kamis (5/3) kepada Padang Ekspres menyebutkan, instalasi kakao tersebut akan dibangun di Padangpariaman tahun ini. “Pak Bupati Padangpariaman (Muslim Kasim, red) bersedia menyiapkan lahannya seluas 20 hektare untuk lokasi instalasi ini,” ujar Gubernur. Untuk mempersiapkan segala sesuatunya terkait pembangunan instalasi tersebut, Departemen Pertanian dalam hal ini Ditjen Perkebunan akan mengirimkan petugasnya ke Sumbar dalam waktu dekat. Dengan adanya instalasi kakao ini, diharapkan program pengembangan kakao pada sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar akan menjadi lebih efisien dan efektif.

“Di instalasi ini nantinya akan dikembangkan benih kakao unggulan, kloning benih kakao baru serta penelitian hama penyakit tanaman kakao,” ujar gubernur. Selain itu, tambah gubernur, sebanyak 30 persen stok bibit kakao unggulan yang dikembangkan pemerintah Indonesia bersama Perancis wajib disalurkan ke instalasi ini. “Ini harus dijadikan peluang baru bagi daerah kita untuk lebih mengembangkan tanaman kakao menjadi lebih baik lagi,” tandasnya. Tentang program pengembangan kakao yang ditargetkan terealisasi seluas 108.000 hektare pada 2011, gubernur mengatakan saat ini sudah terealisasi seluas 36 ribu hektare.

Naik dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya 25 ribu hektare. Ini di antaranya tersebar di Kabupaten Padangpariaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto. “Kita akui ini masih belum optimal, karena banyak di antara kabupaten dan kota yang belum sepenuhnya menjawab tantangan Sumbar sebagai pusat pengembangan kakao wilayah barat yang telah dicanangkan Presiden satu setengah tahun lalu. Meski begitu, saya optimis target yang sudah ditetapkan bisa tercapai,” ungkapnya. (esg

Jumat, 07 Maret 2008

Sumare Barat Terkini

Insya Allah sebagian berita mengenai Sumbar akan diwartakan disini, juga dapat dilihat Berita Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, dan akan diwartkan oleh Harmailis, dan hal mengenai ilmu komputer bisa dlihat pada wartakomputer