Insya Allah sebagian berita mengenai Sumbar akan diwartakan disini, juga dapat dilihat Berita Pasaman Barat, Lima Puluh Kota, dan akan diwartkan oleh Harmailis, dan hal mengenai ilmu komputer bisa dlihat pada wartakomputer
Habis Road show apa lagi ??. Oleh: Emwady Noerdin SH Kantor ;Jl. Alai Timur No.65 Padang Email: emwa_dy@plasa.com
Atas inisiatif beberapa Kepala Dinas ( Dinas Koperasi & PKM, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Perindag, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan ) di Provinsi baru-baru ini, mengadakan kunjungan ke seluruh Kabupaten/kota di Sumatera Barat. Misi tersebut dengan istilah kerennya acara Road Show . . Amatlah menggembirakan tugas suci itu, dan inilah yang diharap-harap oleh petani/produsen selama ini. Walaupun road show tersebut, masih menginventarisasi permasalahan- permasalahan yang terkait dengan komoditi unggulan yang diapungkan oleh Kabupaten/Kota maupun Provinsi.
Rasanya belum ada istilah terlambat dari inisiatif tersebut. Ibarat pisau tajam yang dimiliki oleh Tim Road Show ini, tentu bapak-bapak itu telah memiliki trik-trik yang tepat memfasilitasi tindak lanjutnya baik oleh kabupaten/kota maupun provinsi. Sebagai bagian komitmen dan PR dimasing-masing kepala daerah. dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Pengalaman menunjukkan bahwa sejak dulu-dulunya mulainya era reformasi birokrasi, banyak sekali program yang diluncurkan berdasarkan isu kepentingan petani/produsen dll. Akan tetapi karena dimakan oleh waktu maka program seperti itu cepat pula hilang begitu saja. Dan timbul pula program baru dadakan, tanpa ada bukti keberhasilannya.
Pada pertengahan Desember 2006 yang lalu Lembaga Pemerhati Komiditi Unggulan (LPKU) Sumatera Barat telah beraudiensi dengan Bpk Gubernur Sumbar H.Gamawan Fauzi. Dalam pencerahan tersebut beliau memberikan arahan , antara lain mengatakan ; Tidak perlu banyak unggulan yang diapungkan akan tetapi yang paling penting adalah sesuatu MANJADI (berhasil) dan bermanfaat setinggi-tingginya oleh masyarakat/rakyat Sumatera Barat.
Barangkali beliau sah-sah saja memberikan arahan seperti itu, karena dalam hati kecil beliau ingin sekali melihat hasilnya untuk dibanggakan dari ranah Minang ini.
Tidak tertutup pula bahwa kita memiliki beberapa kendala dibidang komoditi unggulan. Mulai dari aspek areal, aspek budi daya, aspek produksi, aspek pemasaran dllnya. Belum pernah memperoleh kesatuan pendapat untuk memecahkan inti permasalahannya (core problems), terutama ditingkat bawah.
Sumatera Barat terkenal dengan komoditi unggulan seperti Gambir dan Cassiavera, ataupun Perikanan laut, dan yang terakhir menggiatkan pengembangan Cacao di seluruh Kabupaten/Kota. Namun belum terjawab persoalan (kondisi riel) yang sering didengar sejak mulai dari kwalitasnya yang bagaimana - pemasaran lokal/regional/dan negara penerima dimana – termasuk setelah ada bahan baku menjadi barang setengah jadi - maupun pemasokan ke pabrik untuk bahan baku obat-obatan ataupun untuk kosmetik dllnya
Ditingkat petani juga masih didengar rintihan tentang kekurangan permodalan = pemberdayaan kelompok - manajemen organisasi - bimbingan tehnis budi daya - pasca panen dan perluasan serta hama penyakit. Dibidang perikanaan santer juga didengar bahwa kwalitas Ikan export yang belum memenuhi standar dan sering ditolak oleh negara konsumen. Kesemuanya ini akan menjadi persoalan yang pelit bila hal itu dikumpulkan kesemuanya itu.
Barangkali arahan bapak Gubernur tersebut diatas, sudah perlu diadakan acara duduk bersama (ADB). Dan mungkin dikoordinir oleh Asisten II bidang Pembangunan. Terutama mempertemukan para pelaku kebijakan, produsen, kelompok exportir untuk mencari solusinya. Termasuk lembaga-lembaga Penelitian yang ada di Perguruan tinggi maupun Balitbangda. Seharusnya berperan aktif dan mampu menyumbangkan pemikirannya untuk mentranfer hasil-penelitiannya menjadi aplikabel untuk masyarakat. Dimungkinkan pihak LPKU Sumatera Barat ataupun lembaga lainnya mampu memfasilitasi untuk mengorek dan menyikapi isu-isu tersebut dengan lembaran kerja yang operasional.
Bagaimana langkah lanjutnya? Untuk menghindari agar berguna dan efektif hasil inventarisasi yang dilaksanakan oleh dinas beberapa hari yang lalu. Barangkali dapat kami usulkan langkah-langkah antara lain;
Langkah pertama Tim yang turun yang turun kelapangan telah melengkapi hasil inventarisasinya berdasarkan kondisi daerah yang potensil untuk produk unggulannya. Langkah kedua secara bersama-sama ( pihak produsesn/pemda kabupaten/kelompok exportir ) mengeluarkan pendapatnya yang betul-betul berdasarkan kondisi riel dilapangan ( problem analysis). Langkah ketiga mampu menyusun kerangka logis ( logical frame work) untuk masa lima (5) tahun. Ini dimaksudkn sebagai acuan dan pegangan bagi eksekutif dan legisltif dalammelaksanakan monitoring serta melakukan pengawsan program. Langkah keempat semuat yang terkait mesti ada Tim Sinergi program komoditi unggulan Sumatera Barat, bilamana perlu juga dilibatkan Panitia anggaran legislatif. Langkah kelima harus jelas siapa berbuat apa atau rencana tindak lanjut ( Action Plan) yang saling bersinergi ( Integrated Program). Komiment tersebut perlu disepakati dan memiliki pertimbangan sasaran yang ingin dicapai (Goal). Langkah keenam siklus yang sama sangat mutlak dikerjakan ditingkat Kabupaten/Kecamatan. Yang dijadikan pegangan bagi semua pihak yang terkait, dalam implementasinya di Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dan tentunya harusdipandu oleh Tim dari Provinsi. Langkah keenam yang idak kalah pentingnya adalah monioring evaluasi (progress), impact monitoring dan perbaikan rencana kerja ( replanning ).
Bilamana hal ini terwujud barangkali suatu prestasi besar bagi para Tim Road show selama ini. Dan keterpaduan konsep ini dijadikan konsep bersama yang harus merasakan kepemilikan yang sama pula
Seandainya Bupati/Wako betul-betul punya kepedulian untuk menyikapi produk unggulan dari daerahnya. Suatu hal yang sangat positif baik dimata petani/pelaku swasta/pemerintah daerah. Dan akan menjadikan Sumatera Barat mampu mengapungkan komoditi unggulan secara terintegrasi.
Kemudahan lainnya adalah sistem pemantauan baik dari segi produkfitas, perluasan area, pembibitan/budidaya, hama penyakit pemasaran, export, quality kontrol, pengdaan bahan baku industri kecil. Termasuk antisipasi isu negatif yang menjadi momok oleh exportir Sumatera Barat dimata negara luar. Dapat diantisipasi sedini mungkin. . Dengan demikian lengkaplah suatu perjalanan Tim road Show ini sekaligus dapat mencetuskan dan menggugah kepentingan rakyat Sumatera Barat.. Dengan konsekwensinya juga bilamana harapan petani/pengusaha dan pemerintah daerah sebagai fasilitator menemui kegagalan maka istilah akan terbalik menjadi Show in the road saja. Selamat Bertugas. Terima Kasih Penulisadalah anggota Pemerhati Komodity Unggulan Sumatera Barat.
1 komentar:
Habis Road show apa lagi ??.
Oleh: Emwady Noerdin SH
Kantor ;Jl. Alai Timur No.65 Padang
Email: emwa_dy@plasa.com
Atas inisiatif beberapa Kepala Dinas ( Dinas Koperasi & PKM, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Perindag, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan ) di Provinsi baru-baru ini, mengadakan kunjungan ke seluruh Kabupaten/kota di Sumatera Barat. Misi tersebut dengan istilah kerennya acara Road Show . . Amatlah menggembirakan tugas suci itu, dan inilah yang diharap-harap oleh petani/produsen selama ini. Walaupun road show tersebut, masih menginventarisasi permasalahan- permasalahan yang terkait dengan komoditi unggulan yang diapungkan oleh Kabupaten/Kota maupun Provinsi.
Rasanya belum ada istilah terlambat dari inisiatif tersebut. Ibarat pisau tajam yang dimiliki oleh Tim Road Show ini, tentu bapak-bapak itu telah memiliki trik-trik yang tepat memfasilitasi tindak lanjutnya baik oleh kabupaten/kota maupun provinsi. Sebagai bagian komitmen dan PR dimasing-masing kepala daerah. dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Pengalaman menunjukkan bahwa sejak dulu-dulunya mulainya era reformasi birokrasi, banyak sekali program yang diluncurkan berdasarkan isu kepentingan petani/produsen dll. Akan tetapi karena dimakan oleh waktu maka program seperti itu cepat pula hilang begitu saja. Dan timbul pula program baru dadakan, tanpa ada bukti keberhasilannya.
Pada pertengahan Desember 2006 yang lalu Lembaga Pemerhati Komiditi Unggulan (LPKU) Sumatera Barat telah beraudiensi dengan Bpk Gubernur Sumbar H.Gamawan Fauzi. Dalam pencerahan tersebut beliau memberikan arahan , antara lain mengatakan ; Tidak perlu banyak unggulan yang diapungkan akan tetapi yang paling penting adalah sesuatu MANJADI (berhasil) dan bermanfaat setinggi-tingginya oleh masyarakat/rakyat Sumatera Barat.
Barangkali beliau sah-sah saja memberikan arahan seperti itu, karena dalam hati kecil beliau ingin sekali melihat hasilnya untuk dibanggakan dari ranah Minang ini.
Tidak tertutup pula bahwa kita memiliki beberapa kendala dibidang komoditi unggulan. Mulai dari aspek areal, aspek budi daya, aspek produksi, aspek pemasaran dllnya. Belum pernah memperoleh kesatuan pendapat untuk memecahkan inti permasalahannya (core problems), terutama ditingkat bawah.
Sumatera Barat terkenal dengan komoditi unggulan seperti Gambir dan Cassiavera, ataupun Perikanan laut, dan yang terakhir menggiatkan pengembangan Cacao di seluruh Kabupaten/Kota. Namun belum terjawab persoalan (kondisi riel) yang sering didengar sejak mulai dari kwalitasnya yang bagaimana - pemasaran lokal/regional/dan negara penerima dimana – termasuk setelah ada bahan baku menjadi barang setengah jadi - maupun pemasokan ke pabrik untuk bahan baku obat-obatan ataupun untuk kosmetik dllnya
Ditingkat petani juga masih didengar rintihan tentang kekurangan permodalan = pemberdayaan kelompok - manajemen organisasi - bimbingan tehnis budi daya - pasca panen dan perluasan serta hama penyakit. Dibidang perikanaan santer juga didengar bahwa kwalitas Ikan export yang belum memenuhi standar dan sering ditolak oleh negara konsumen. Kesemuanya ini akan menjadi persoalan yang pelit bila hal itu dikumpulkan kesemuanya itu.
Barangkali arahan bapak Gubernur tersebut diatas, sudah perlu diadakan acara duduk bersama (ADB). Dan mungkin dikoordinir oleh Asisten II bidang Pembangunan. Terutama mempertemukan para pelaku kebijakan, produsen, kelompok exportir untuk mencari solusinya. Termasuk lembaga-lembaga Penelitian yang ada di Perguruan tinggi maupun Balitbangda. Seharusnya berperan aktif dan mampu menyumbangkan pemikirannya untuk mentranfer hasil-penelitiannya menjadi aplikabel untuk masyarakat. Dimungkinkan pihak LPKU Sumatera Barat ataupun lembaga lainnya mampu memfasilitasi untuk mengorek dan menyikapi isu-isu tersebut dengan lembaran kerja yang operasional.
Bagaimana langkah lanjutnya?
Untuk menghindari agar berguna dan efektif hasil inventarisasi yang dilaksanakan oleh dinas beberapa hari yang lalu. Barangkali dapat kami usulkan langkah-langkah antara lain;
Langkah pertama Tim yang turun yang turun kelapangan telah melengkapi hasil inventarisasinya berdasarkan kondisi daerah yang potensil untuk produk unggulannya. Langkah kedua secara bersama-sama ( pihak produsesn/pemda kabupaten/kelompok exportir ) mengeluarkan pendapatnya yang betul-betul berdasarkan kondisi riel dilapangan ( problem analysis).
Langkah ketiga mampu menyusun kerangka logis ( logical frame work) untuk masa lima (5) tahun. Ini dimaksudkn sebagai acuan dan pegangan bagi eksekutif dan legisltif dalammelaksanakan monitoring serta melakukan pengawsan program.
Langkah keempat semuat yang terkait mesti ada Tim Sinergi program komoditi unggulan Sumatera Barat, bilamana perlu juga dilibatkan Panitia anggaran legislatif.
Langkah kelima harus jelas siapa berbuat apa atau rencana tindak lanjut ( Action Plan) yang saling bersinergi ( Integrated Program).
Komiment tersebut perlu disepakati dan memiliki pertimbangan sasaran yang ingin dicapai (Goal).
Langkah keenam siklus yang sama sangat mutlak dikerjakan ditingkat Kabupaten/Kecamatan. Yang dijadikan pegangan bagi semua pihak yang terkait, dalam implementasinya di Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dan tentunya harusdipandu oleh Tim dari Provinsi.
Langkah keenam yang idak kalah pentingnya adalah monioring evaluasi (progress), impact monitoring dan perbaikan rencana kerja ( replanning ).
Bilamana hal ini terwujud barangkali suatu prestasi besar bagi para Tim Road show selama ini. Dan keterpaduan konsep ini dijadikan konsep bersama yang harus merasakan kepemilikan yang sama pula
Seandainya Bupati/Wako betul-betul punya kepedulian untuk menyikapi produk unggulan dari daerahnya. Suatu hal yang sangat positif baik dimata petani/pelaku swasta/pemerintah daerah. Dan akan menjadikan Sumatera Barat mampu mengapungkan komoditi unggulan secara terintegrasi.
Kemudahan lainnya adalah sistem pemantauan baik dari segi produkfitas, perluasan area, pembibitan/budidaya, hama penyakit pemasaran, export, quality kontrol, pengdaan bahan baku industri kecil. Termasuk antisipasi isu negatif yang menjadi momok oleh exportir Sumatera Barat dimata negara luar. Dapat diantisipasi sedini mungkin.
.
Dengan demikian lengkaplah suatu perjalanan Tim road Show ini sekaligus dapat mencetuskan dan menggugah kepentingan rakyat Sumatera Barat.. Dengan konsekwensinya juga bilamana harapan petani/pengusaha dan pemerintah daerah sebagai fasilitator menemui kegagalan maka istilah akan terbalik menjadi Show in the road saja. Selamat Bertugas. Terima Kasih Penulisadalah anggota Pemerhati Komodity Unggulan Sumatera Barat.
Posting Komentar